BANDA ACEH – Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Aceh 2023, berlangsung meriah yang di gelar secara indoor di Aula Teater Perpustakaan Wilayah Aceh, Sabtu, (5/8/2023).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Aceh bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh (Diskominsa), dan Tim Penggerak PKK Aceh.
Pada kegiatan HAN tahunan ini tema yang diusung “Anak Terlindungi Indonesia Maju”, tampak dihadiri ratusan anak-anak yang tergabung dalam forum anak dari seluruh Aceh, dengan aneka kegiatan yang menarik bagi anak-anak.
Salah satunya sinear Djati FM dalam agenda Ngopi atau akronim dari Ngobrol Seputar Opini bersama Penjabat Ketua TP PKK Aceh Ayu Marzuki, pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dengan Topik “Budayakan Literasi, Dukung Kesehatan Mental Remaja dan Anak”.
Dalam diskusi tersebut Ayu menyampaikan, saat ini anak-anak kekinian masih dihadapkan pada masalah yang masih terus ditumpas bahkan kian meningkat setiap tahunnya, yaitu kekerasan terhadap anak baik seksual maupun KDRT dan pernikahan dini.
Ayu menilai, ketiga permasalahan besar itu akan menjadi ancaman terhadap anak maupun orangtua di negeri ini, di mana akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kesehatan mental dan moral anak, kala mereka dewasa kelak.
Seperti, pernikahan dini akan berdampak selain pada kesehatan, hal itu juga akan berdampak pada pernikahan yang tidak harmonis akibat ketidakmatangan pendidikan dan kemampuan finansial. Pada akhirnya, berbuntut pada angka perceraian yang tinggi.
Sebab itu, Ayu meminta para orang tua untuk bisa melakukan bounding dan pendekatan secara agama, dengan lebih mendekatkan anak untuk memperkuat ibadah dan memperdalam pengetahuan agama. Dalam proses ini kedua orang tua harus terlibat penuh baik ayah maupun ibu.
Selain itu, kedua orang tua juga perlu membentuk komunikasi yang hangat dengan anak, dengan bertujuan agar anak lebih dekat dengan orang tua dan lebih terbuka terhadap apa saja yang dilaluinya.
Kemudian, Ayu juga menuturkan tentang fenomena gadget saat ini semakin tinggi dan masif dipergunakan, baik secara positif maupun negatif. Hal itu berdampak pula pada budaya literasi kaum muda kini kian tergerus.
Artinya literasi atau kemampuan mengidentifikasi, memahami, mengartikan, mengkomunikasi dan menghitung, baik secara tertulis atau dengan metode lainya dengan berbagai konteks menjadi semakin rendah.
Hal itu tentu berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia, yang berpotensi membuat spirit membangun bangsa semakin menurun. Padahal generasi muda adalah salah satu komponen terpenting dalam pembangunan bangsa.
Budaya literasi ini sangat berpotensi untuk mendukung SDM yang berkualitas. Sehingga kunci keberhasilan literasi sangat mempengaruhi pada kualitas bangsa dengan didukung kemajuan teknologi yang semakin canggih. Karena itu butuh menumbuhkan kecintaan terhadap literasi khususnya pemuda karena kurangnya kesadaran generasi dan rasa cinta yang tertanam dalam kegiatan menulis dan membaca membuat hal ini kurang di minati.
Comment