Jakarta-Serangan Israel ke Jalur Gaza mengalami peningkatan sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Sebagian korban jiwa dan luka-luka yang berjatuhan dilarikan ke rumah sakit milik Indonesia di Gaza Utara.
Relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Fikri Rofiul Haq mengatakan, Rumah Sakit (RS) Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza Utara. RS Indonesia juga satu-satunya rumah sakit dengan fasilitas yang memadai.
“Saat perang pecah banyak jatuh korban di kalangan penduduk sipil. Sebagian besar korban luka-luka maupun meninggal dilarikan ke sini,” kata Fikri dikutip dari laman Antara, Minggu (5/11/2023).
Menurut Fikri, RS Indonesia di Jalur Gaza saat ini sedang mengalami krisis energi akibat tidak adanya aliran listrik. Rumah sakit tersebut kini hanya mengandalkan dua generator untuk menjalankan kegiatannya.
“Sayangnya, satu dari dua generator tersebut rusak. Sedangkan satu generator yang masih berfungsi terkendala pasokan bahan bakar yang terbatas akibat blokade Israel,” ujar Fikri.
Lebih dari 1.300 korban jiwa dibawa ke RS Indonesia, 60-80 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Saat ini, lebih dari 4.000 korban luka-luka masih dirawat, dan lebih dari 2.000 orang yang mengungsi di RS Indonesia.
“Jumlah korban luka-luka sangat banyak. Mereka terpaksa harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit,” ucap Fikri.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, konflik Palestina-Israel telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, termasuk 9.227 warga Palestina. Pengepungan Jalur Gaza oleh Israel juga telah membuat pasokan kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan semakin menipis.
Comment