Aceh Timur–Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Ilyas, memastikan dan menjamin, berdasarkan penelitian dan observasi, sumur produksi Alue Siwah 9 (AS-9) di perusahaan Medco E&P Malaka (Medco E&P) dalam keadaan aman dan tidak ada potensi terjadi kebocoran gas. Sementara itu, masyarakat gampong yang berdomisili di wilayah paling berdekatan dengan perusahaan itu kini sudah diizinkan kembali ke rumahnya masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Kepala BPBA usai menerima laporan dari pihak PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) dan tim dinas lingkungan hidup, di Aceh Timur, Selasa, (29/6/2021).
“Berdasarkan laporan penelitian pihak perusahaan, dipastikan bahwa kandungan gas beracun yang menyebar di lingkungan gampong-gampong yang berdekatan dengan perusahaan, dalam batas toleransi atau aman bagi kesehatan masyarakat,” kata Ilyas.
Oleh karena itu, kata Ilyas, berdasarkan hasil kesepakatan pihaknya bersama unsur Forkopimcam Banda Alam, maka mengizikan keinginan masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing tanpa ada rasa khawatir atau takut keracunan gas beracun.
“Tenda pengungsi mulai dikosongkan pada jam 15.00 WIB, pihak BPBD Aceh Timur menghentikan suplay air bersih, PT Medco E&P juga menghentikan pasokan bahan pangan untuk keperluan dapur umum lapangan,” kata Ilyas.
Sementara itu, VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka, Arif Rinaldi, juga menyampaikan kondisi wilayah beroperasinya perusahaan yang berdekatan dengan pemukiman warga. Hasilnya tidak ditemukan ada kebocoran pipa, sementara hasil pengukuran parameter SO2 dan H2S terbaca pada angka nol atau normal di udara.
Selain itu, kata dia, perusahaan juga tidak sedang melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan bau gas. Namun, Perusahaan terus memonitor aktivitas operasi.
Arif mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPMA dan aparat terkait serta berharap dukungan masyarakat, pemerintah serta pemangku kepentingan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan aman dan lancar seperti biasa.
“Perusahaan berharap warga dapat terus mendukung keberadaan Medco E&P untuk dapat memproduksi gas bagi kebutuhan Aceh. Perusahaan bersama aparat keamanan dan Dinas Lingkungan Hidup akan terus berkoordinasi dalam mencari sumber bau itu,” ujar Arif Rinaldi.
Warga yang Dirawat Diizinkan Pulang
Arif Rinaldi juga mengabarkan hasil koordinasi pihaknya dengan Puskesmas dan RSUD Zubir Mahmud (RSUDZM). Saat ini hanya tinggal satu orang yang dirawat di rumah sakit RSUDZM akibat dampak dugaan kebocoran gas. Sementara warga lainnya yang sempat dirawat di RSUDZM maupun diobservasi di Puskesmas sudah diizinkan pulang karena sudah sehat.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Zubir Mahmud, dr. Edi Gunawan, MARS. Ia menyampaikan kondisi dua orang warga Gampong Panton Rayeuk yang sempat dirawat di rumah sakit yang ia pimpin. Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter spesialis anak dan penyakit dalam, kedua warga tersebut tidak terindikasi adanya paparan gas pada tubuh dan sudah kembali pulang dan tidak ada lagi warga yang dirawat [•]
Comment