Banda Aceh|aksesharian – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) selenggarakan Apel Siaga Gabungan dan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana (PB) bertempat di Lapangan Blang Padang hari ini, Kamis (30/1) pukul 09.00 WIB. Apel ini sebagai wujud antisipasi ataupun kesiapan petugas dalam menghadapi bencana yang kapan saja bisa terjadi di wilayah Aceh berdasarkan hasil dari pantauan dari BMKG bahwa telah terjadi cuaca ektrem yang sudah berlangsung sejak desember hingga februari nanti. Apel Siaga Gabungan dan gelar peralatan dengan tema “Bencana Adalah Urusan Bersama” ini dipimpin oleh Asisten I Setda Aceh, Jakfar, M.Hum sebagai Inspektur Upacara.
Dalam sambutannya mewakili Plt. Gubernur Aceh beliau mengatakan sebagian besar wilayah Provinsi Aceh merupakan wilayah rawan bencana, peristiwa bencana tsunami 15 tahun silam merupakan salah satu bukti betapa besarnya ancaman bencana di Provinsi Aceh, setiap tahun berbagai jenis bencana silih berganti terjadi, bahkan sepanjang tahun 2019 saja, BPBA mencatat setidaknya ad 797 kejadian bencana melanda daerah Aceh, jumlah tersebut dua kali lebih banyak dibanding tahun 2018. Oleh karena itu, beliau meminta agar kita semua lebih meningkatkan kewaspadaan serta memperbanyak sosialisasi di masyarakat tentang kebencanaan.
“Seluruh tim dan relawan harus senantiasa siaga, tidak boleh lalai, apalagi mengabaikan sistem koordinasi yang telah dibangun, upaya untuk melatih diri terus dilakukan serta harus dilengkapi dengan peralatan yang memadai agar tim siap bekerja pada situasi darurat” Harap Nova.
Lanjutnya Apel siaga yang digelar hari ini adalah bagian dari upaya untuk memperkuat koordinasi untuk penanggulangan bencana di Aceh. Apel Siaga ini juga sebagai wahana untuk menyegarkan kembali pengetahuan kebencanaan dan mempertajam pemetaan kawasan bencana sehingga kita dapat menjadikan pengarausutamaan dalam setiap gerak pembangunan di daerah.
Kepala Pelaksana BPBA, Ir. Sunawardi, M.Si mengatakan , Apel Siaga Gabungan dan Gelar Peralatan PB merupakan tindak lanjut video conference bersama di Mapolda Aceh pada 6 Januari 2020, Surat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor B-2/DII/PD.03.02/01/2020 Perihal Peringatan Dini Potensi Ancaman Bahaya Banjir, Banjir Bandang dan Tanah Lonsor di Indonesia serta hasil Rapat Koordinasi (Rakor) pada 16 Januari 2020 di BPBA.
Menurut Sunawardi, Apel Siaga Gabungan dan Gelar Peralatan PB diikuti 480 peserta dari 32 unsur instansi, institusi, lembaga, dan organisasi kebencanaan.Dari 32 unsur tersebut, tercatat yang akan mengirimkan peserta terbanyak dari Kodam IM, Polda Aceh, BPBA, dan Satpol PP/WH masing-masing 40 personel.
Berikutnya yang mengirimkan personel masing-masing 13 orang yaitu Dinsos Aceh/Tagana, DLHK/Polhut, BPBD Banda Aceh, BPBD Aceh Besar, Basarnas Banda Aceh, DPKP Banda Aceh, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Unmuha Banda Aceh, Unsyiah, USM Banda Aceh, Unaya Aceh Besar, PMI Aceh, RAPI, ORARI, Pramuka Kwarda Aceh, Polresta Banda Aceh, Poltekes Banda Aceh, STKIP BBC Banda Aceh, STIK Pante Kulu, ACT, Dompet Dhuafa Banda Aceh, IOF Aceh, dan Human Initiative Aceh.Unsur lainnya yang juga mengirimkan peserta apel yaitu PLN Aceh (10 personel), Dinkes Aceh/P2KK (5 personel), PUPR Aceh (5 personel), Dishub Aceh (5 personel), BMKG Mata Ie (5 personel), dan Forum PRB Aceh (4 Personel).
“kami akan bentuk kesiapsiagaan petugas dalam menghadapi bencana ke depan sekaligus mengecek kesiapan peralatan, jadi kalau nanti ada bencana alam kita sudah siap langsung terjun ,kita bantu masyarakat ” Ungkap Sunawardi.
Beliau menambahkan bahwa semua peralatan penangulangan bencana yang digelar hari ini baik dari BPBA atau Instansi terkait lainnya hanyalah sebahagian dari peralatan yang dimiliki , tidak semua bisa digelar hari ini tergantung fungsi dan lokasi operasinya. Kegiatan penanggulangan bencana juga harus memadai dengan peralatan yang kompleks seperti alat berat, teknologi informasi, transportasi, drone, dan alat evakuasi semua harus tersedia agar respon cepat dapat dilakukan di lapangan. []
Comment