Jakarta: Program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One bertema “Renungan Akhir Tahun: Dampak Tekanan Ekonomi, Ibu Bunuh Anak, Suami Bakar Isteri” pada Selasa (15/12/2020) malam menjadi episode terakhir.
Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Indonesia (UI), Dr. Ade Reza Hariyadi mengatakan, setidaknya ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama semata karena pertimbangan profesional dalam kalkulasi bisnis saja.
“Bagaimanapun juga, ILC merupakan tayangan yang memiliki nilai komersial sehingga wajar jika aspek bisnis tentu diperhitungkan,” kata Ade kepada RRI.co.id, Kamis (17/12/2020).
Kemungkinan kedua, kata Ade, ada pertimbangan politik dari pemilik media. Sebab, sudah menjadi pengetahuan umum jika industri media di Indonesia berada dalam situasi pasang surut dinamika politik kekuasaan. Karena itu, singgungan politik seringkali sulit untuk dielakkan.
“Tudingan bahwa acara ILC sering dianggap sebagai ajang kritik terhadap isu-isu sensitif bagi penguasa, tentu wajar jika menghadirkan resiko politik, terutama di tengah situasi politik yang kerap fragmentaris,” terang Ade.
Meski demikian, lepas dari keragaman pendapat tentang kiprah ILC selama ini, harus diakui bahwa ILC merupakan salah satu tayangan yang menyedot perhatian publik.
“ILC menghadirkan perspektif alternatif terhadap beragam peristiwa penting di Indonesia, serta mendinamisasi diskursus publik dalam masyarakat yang sedang beranjak dewasa secara politik,” pungkasnya.
Diketahui, episode terakhir ILC itu diumumkan langsung Jurnalis Senior sekaligus Presiden ILC, Karni Ilyas, Selasa (15/12/2020).
“Dear Pencinta ILC: Sekalian kami umumkan edisi ini adalah episode terakhir akhir tahun ini dan merupakan episode perpisahan. Sebab mulai tahun depan berdasarkan keputusan manajemen TV One, ILC dicutipanjangkan sementara waktu. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pencinta ILC,” cuit Karni di akun twitter pribadinya @karniilyas, Selasa (15/12/2020).
Sumber: rri.co.id
Comment