Usianya sudah 13 tahun, namun berat badan hanya 23 kilogram. Badan bocah itu pun tampak sangat kurus. Selain tampak kurus, ia juga terbaring lemas dan kaku. Sangking kurusnya, pada tangan dan kedua kaki tampak tulang yang menonjol.
Tempat tidur yang dipakai sebenarnya berukuran normal. Namun jadi sangat mubazir saat ditiduri Ario Samsuddin. Begitulah kondisi anak asal Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe itu saat ini.
Menurut dokter, Ario telah menderita gizi buruk. Untuk mengembalikan ke berat badan normal, saat ini ia tengah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh.
Pagi itu, Senin (8/7/2019) istri Plt Gubernur Aceh, Dyah Erti Idawati bersama Istri Wali Kota Lhokseumawe, Cut Ernita, datang mengunjungi Ario di kamar rawat inapnya. Tidak ada ucapan sedikitpun yang keluar dari bibir Ario saat Dyah mengajak mengobrol.
Tampak dengan penuh kasih sayang, Dyah memberi semangat untuk Ario. “ Yang semangat ya Ario, semoga cepat sembuh. Kami semua sayang sama Ario,” ujarnya.
Pimpinan TP PKK Aceh tersebut juga mengingatkan Ario agar giat mengonsumsi makanan ketika sudah sembuh. Pada kesempatan itu, Dyah juga membawa buah tangan berupa beberapa kotak kue bolu untuk Ario. Ia juga memberikan santunan kepada orang tua Ario guna meringankan bebannya. Apa yang diberikan Dyah, disambut baik oleh Misni, ibu kandung anak penderita gizi buruk itu.
Di bawah kepemimpinan Dyah Erti, TP PKK Aceh saat ini giat menjalankan program pencegahan dan pemberantasan gizi buruk dan stunting pada anak-anak di seluruh Aceh. Berbagai upaya telah dilakukan, baik mensosialisasikan maupun membantu langsung.
Misni mengungkapakan, Ario adalah anaknya yang terakhir dari empat bersaudara. Saat ini Ario dan kakak perempuannya Nurhalimah menuntut ilmu di pesantren Ar Raudhah di Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe. Sementara anak pertama hanya tinggal di rumah karena sakit, sedangkan anak kedua, sedang melanjutkan pendidikan pesantren di Jakarta dengan beasiswa usai menamatkan SMA.
Ia merawat semua anaknya tersebut dengan sendiri, suaminya telah tiada. Dari usahanya sebagai tukang urut, ia menafkahi keluarga kecilnya.
Ario, kata Misni, telah dirawat di RSUDZA sejak 19 Juni silam. Sakit yang dialami Ario sudah berlangsung selama 2 bulan terakhir. Awalnya ia mengira Ario hanya masuk angin, diare dan demam biasa. Ia juga telah membawa anak bungsunya itu ke puskesmas dan rumah sakit daerah di Lhokseumawe sampai akhirnya harus dirujuk ke RSUDZA.
“Waktu itu ia sakit, mulas dan mencret. Ibu pikir masuk angin, ya ibu urut-urut tapi gak sembuh juga,” ujar Misni.
Sementara itu, Dokter yang merawat pasien gizi buruk, Mars Nashrah Abdullah, mengatakan berdasarkan analisis medis pihaknya penyebab diare berulang dikarenakan asupan makanan tidak sesuai.
Menurut Nashrah, selama ini Ario juga tidak mengonsumsi asupan makanan dengan cukup. Kekurangan asupan makanan yang dikonsumsi Ario, kata Nashrah, dapat menyebabkan infeksi. “Infeksi apa saja? Bisa infeksi sistem pernafasan, bisa infeksi diare berulang,” ujar Nashrah.
Sejak pertama dirawat, Ario tidak mau makan sama sekali. Pihak rumah sakit, kata Nashrah, menggunakan alat medis untuk mentransfer asupan ke dalam tubuh remaja itu. Setelah berjalannya perawatan, kini Ario dapat mengonsumsi makanan seperti sedia kala. Bahkan berat badannya bertambah setengah kilogram.