Karang Baru – Pandemi Covid-19 menuntut semua pihak dan lembaga untuk bersinergi bersama, mencegah penyebaran virus ini. Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) sebagai salah satu komponen bangsa yang sangat dekat dengan masyarakat, juga dituntut untuk melakukan upaya yang sama. Oleh karena itu, sinergi antar lembaga menjadi penting dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah BKMT Aceh Dyah Erti Idawati, dalam sambutannya usai melantik Ernita Hasibuan sebagai Ketua BKMT Kabupaten Aceh Tamiang, di Aula Setdakab setempat, Minggu (29/11/2020).
“Di masa pandemi ini, BKMT harus mengambil perannya sebagai salah satu komponen bangsa dalam pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan dan ekonomi. BKMT harus terlibat aktif dalam setiap program pemerintah yang berkaitan dengan upaya penanganan dan pencegahan Covid-19. Sinergi antar lembaga akan memberi semangat dan kekuatan dalam menanggulangi pandemi ini,” ujar Dyah Erti.
Saat ini, sambung Dyah Erti, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker kepada para pengurus dan anggotanya. Secara lebih luas, setiap anggota BKMT dapat mensosialisasikan protokol kesehatan ini dalam berbagai kegiatan majelis taklim yang diikuti serta di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
“Sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan pada masyarakat sekitar menjadi penting, khususnya terhadap kelompok rentan terdampak dan para lansia. Jangan menyerah dan jangan bosan, sampaikan secara simpatik dan terus menerus dengan demikian, kesadaran akan pentingnya penerapan protokol kesehatan secara disiplin menjadi hal yang biasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dyah Erti.
Dalam sambutannya, Dyah Erti juga mengingatkan, kondisi pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan dengan sejumlah pembatasan, juga sangat berimbas pada perekonomian masyarakat.
“Di tengah kondisi ekonomi yang ikut melemah akibat terdampak Covid-19, BKMT juga harus berperan dengan membantu pemerintah dalam memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada warga yang membutuhkan atau kehilangan pekerjaan. Selain menjadi mitra pemerintah, BKMT juga harus mampu menjadi mitra masyarakat. BKMT harus ikut turun ke bawah untuk memberikan perhatian terhadap masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan dan ketidakadilan sosial,” imbau Dyah.
Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu juga mengingatkan, bahwa BKMT dapat pula berperan dalam meningkatkan kapasitas kaum ibu dan muslimah tidak semata sektor ekonomi tetapi yang jauh lebih penting adalah pendidikan.
“Kontribusi BKMT dalam mendidik generasi Aceh yang cerdas dan berakhlakul karimah juga sangat ditunggu-tunggu. Saat ini kita dihadapkan pada situasi yang kompleks dengan segala tantangannya. Untuk itu BKMT harus hadir sebagai lembaga yang dapat membentuk umat, terutama para kaum muda, menjadi generasi cerdas dan berakhlakul karimah serta mampu menjawab tantangan di masa mendatang” imbuh Dyah Erti.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan kerja ekstra. Di sinilah BKMT dituntut untuk meningkatkan kapasitas setiap anggotanya. Saya yakin BKMT mampu melakukan peran-peran tersebut karena sifat organisasi ini yang terus bergerak dan belajar sambil mengimplementasikan Islam yang rahmatan lil alamin,” sambung Dyah Erti.
Berkunjung ke Langsa Bordir
Sebelum melantik Ketua dan Pengurus BKMT Aceh Tamiang, Dyah Erti sempat berkunjung ke Langsa Bordir. Di lokasi ini, wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda Aceh itu melihat secara langsung proses bordir menggunakan mesin.
Haitami sang pemilik toko menjelaskan, saat ini dirinya mempekerjakan 9 orang, empat di antara merupakan perajin bordir manual atau menggunakan tangan.
“Total ada sembilan pekerja Bu, untuk bordir mesin kita lakukan di lantai 1, sedangkan bordir tangan berada di lantai dua. Saat banyak pesanan, para bekerja bordir tangan juga dapat kami karyakan untuk membantu kami,” ujar Haitami.
Keberadaan perajin bordir manual di tempat usaha Haitami membuat Dyah Erti bahagia. Jika tidak ada perajin manual, Ibu dari dua orang putra itu khawatir, ciri khas bordir Aceh akan memudar dan hilang.
“Di zaman yang serba cepat, keberadaan mesin tentu menjadi jawaban logis, karena para pemesan dalam jumlah besar tentu memberi batas waktu, tanpa bantuan mesin tentu kita akan kehilangan orderan. Namun di sisi lain, untuk menjaga ciri khas ke-Acehan, maka bordir manual tentu harus terus kita bina dan lestarikan. Oleh karena itu, saya sangat senang karena ternyata di sini juga mempekerjakan mereka,” kata Dyah Erti.
Di Langsa Bordir, Dyah Erti juga menerima buah tangan berupa miniatur Kapal Layar dari UMKM Bina Kreatif yang berpusat di Gampong Jawa Kecamatan Langsa Kota. Selain itu, Aswan, perajin Gerabah dari Sanggar Asri yang memiliki workshop di Komplek BTN Seuriget, juga menyerahkan lampu hias berbahan dasar tanah liat kepada Dyah Erti.
Kunjungan di Langsa Bordir dan Pelantikan Ketua BKMT Aceh Tamiang tetap menerapkan protokol kesehatan. Para hadirin terlihat mengenakan masker dan menjaga jarak. Selain itu, panitia juga menyediakan hand sanitizer serta sabun cuci tangan pada sejumlah wastafel portabel yang telah disediakan.[]
Comment