Blangkejeren|aksesharian–Dibawah kepemimpinan Muhammad Amru-Said Sani, Pemerintah Kabupaten Gayo Lues menggemakan program seribu hafidz.
Program tersebut seketika saja membuat banyak penasaran setiap yang mendengarnya, mengingat daerah itu sebelumnya terkenal dengan tari saman yang diakui Unesco sebagai warisan dunia tak benda.
Lantas, bagaimana perkembangan program yang menyentak banyak kalangan tersebut saat ini berjalan?
Muhammad Amru menyampaikan bahwa saat ini tengah proses karantina tahap pertama seribu hafidz.
“Sekarang ini sedang melakukan karantina seribu hafidz di Sembilan Pondok Pesantren. Ini sudah berjalan dua bulan dan akan berakhir di 30 November ini. Dari yang menonjol ini nanti akan masuk karantina tahap dua, ada 200 orang kita cari yang daya hafalnya tinggi,” ujar Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru, Kamis (29/11/2019) malam.
Bupati Gayo Lues, Muhammad Amru mengakui, dengan program yang digaungkan tersebut sedikit banyak telah mengubah pandangan masyarakatnya.
“Besar manfaatnya ini yang kita rasakan. Kawasan perkotaan ini, Ibu-ibu muda inikan kalau dulu cerita anakmu pande enggak nyanyi India, sekarang dia sudah rata-rata menanyakan anakmu udah berapa jus, belajar hafidz dimana, ceritanya sudah kesitu, udah religious,” jelasnya.
Program seribu hafidz diyakini Muhammad Amru dapat tercapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan.
“Kita lihat perkembangannya. Mau dipaskan 5 ribu hafidz dalam 5 tahun ini juga rasanya enggak terlalu berat, akan bisa tercapai dalam kurun waktu 5 tahun ini,” pungkas Muhammad Amru.
Sumber: RRI
Comment