Jakarta-Presiden Joko Widodo mengaku telah menerima laporan mengenai masalah pengungi Rohingya di Aceh. Bahkan, Kepala Negara menyatakan diduga kuat adanya keterlibatan jaringan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) terkait arus pengungsian tersebut.
“Saya menerima laporan bahwa pengungsi Rohingya semakin banyak yang masuk ke wilayah Indonesia, terutama Aceh,” ujarnya, Jumat (8/12/2023). Mengenai jaringan TPPO yang berada di balik pengungsi tersebut, Presiden memastikan akan bertindak tegas.
Meski begitu, pemerintah akan tetap menyalurkan bantuan kemanusiaan sementara kepada para pengungsi dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal. “Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan organisasi internasional untuk menangani masalah ini,” ujar Presiden.
Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan cerita pengungsi Rohingya yang berdatangan ke Aceh menggunakan kapal tua. Banyak warganet memprotes kehadiran mereka yang dianggap meresahkan.
Para pengungsi yang datang dari Myanmar itu meminta perlindungan kepada Pemerintah Indonesia. Mereka mengaku meninggalkan negara itu dengan alasan sebagai kaum minoritas yang tertekan.
Sementara itu, Polres Pidie Aceh berhasil membongkar agen penyelundupan etnis Rohingya pada Kamis (7/12/2023). Kasus ini bermula dari penangkapan Husson Muktar alias HM (70), pria kelahiran Sokoreya, Bangladesh.
Dia diduga menjadi pelaku penyelundupan warga Rohingya ke Pidie dengan memfasilitasi kapal kayu untuk mengangkut rombongan pengungsi. Dalam hal ini HM bekerja sama dengan sejumlah rekannya seperti Zahangir dan Saber serta tiga orang lainnya.
Polres Pidie menyatakan para penyelundup etnis Rohingya itu memperoleh keuntungan hingga Rp3,3 miliar. Uang itu diperoleh dari para pengungsi yang harus membayar 50-100 ribu taka (Rp7-14 juta) kepada mereka
Comment