Jakarta|aksesharian-Saat menyampaikan lima pesan kepada massa Reuni Mujahid 212, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab juga sempat menyinggung nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau karib disapa dengan Ahok.
Lewat rekaman video yang dibuat dari Makkah, Arab Saudi, Rizieq menyebutkan bahwa pelengseran Ahok harus menjadi semangat untuk melawan penistaan agama.
“Ingat dan belajar dari Aksi Belas Islam berjilid-jilid di 2016 dan 2017. Ingat bagaimana Ahok penista agama lengser dan longsor karena adanya anugerah pertolongan Allah SWT. Ini keikhlasan umat Islam melawan arogansi rezim zalim,” kata Rizieq kepada para peserta Reuni 212 di Monas, Selasa (02/12/2019).
Rizieq bahkan mengatakan, Ahok mendapat dukungan di dalam maupun luar negeri, yaitu dibela Panglima TNI, dilindungi KPU dan KPK, hingga dikampanyekan media nasional, serta didanai oleh sembilan naga merah.
“Semua kekuatan pendukung Ahok penista agama rontok. Inilah pertolongan Allah kepada umat Islam. Kenapa? Karena ketika itu berjuang ikhlas, sabar, dan bersatu bersama melawan kezaliman,” ujar Rizieq.
Ahok sendiri akhirnya memang dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan dijatuhi vonis dua tahun. Ahok menghabiskan masa hukumannya di balik jeruji besi Mako Brimob, Depok, Jawa Barat. Namun saat ini, Ahok sudah kembali mengabdi untuk Indonesia dengan menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (persero).
Seperti diberitakan RRI sebelumnya, selain diisi sambutan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, acara Munajat dan Maulid Akbar 2019 dari massa Reuni Mujahid 212 juga berkesempatan mendengarkan pidato Ketua Front Pembela Islam (FPI) yakni Rizieq Shihab lewat rekaman video.
Melalui rekaman video dari Arab Saudi, Rizieq menyampaikan 5 (lima) poin utama bagi massa Reuni Mujahid 212 di silang Monas, Selasa (02/12/2019).
Pertama, jagalah tradisi reuni akbar 212 dengan segala keindahannya. Sebab reuni akbar 212 merupakan momentum teramat penting, luar biasa, persaudaraan dan persatuan umat Islam Indonesia khususnya, bahkan bagi rakyat bangsa Indonesia pada umumnya.
Kedua, Rizieq mengatakan agar umat Islam di Indonesia tidak putus asa, dengan 1001 kali harus siap bangun dan bangkit menegakkan keadilan.
“Dengan ketekunan, keistiqomahan dan tanpa putus asa, insyaAllah diberkati Allah SWT,” kata Rizieq.
Ketiga, agar massa Reuni 212 tidak memudar keyakinannya akan janji Allah SWT mengenai jalan-jalan kemenangan. Dengan ridho Allah SWT, tidak ada alasan untuk memudar keyakinan tersebut.
Keempat, Rizieq meminta massa Reuni 212 terus berjuang dengan keikhlasan dan kebersamaan karena pertolongan Allah SWT ada di situ.
Kelima, atau yang terakhir, Rizieq mengingatkan kepada seluruh massa Reuni Mujahid 212 agar tidak henti membela agama, bangsa, dan negara.
“Tunjukkan dunia, inilah RI (Republik Indonesia) yang mampu gelar reuni akbar 212 dengan kesejukan, kedamaian, aneka ragam keindahan. Insyaallah reuni akbar 212 bisa digelar tiap tahun.” ujar Rizieq.
Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menyampaikan lima amanat melalui video conference karena belum kembali ke Indonesia sejak 2017 silam. Sebelumnya, melalui siaran video di akun YouTube FPI, Font TV, Rizieq sempat mengaku dihalangi pemerintah Indonesia untuk pulang. Ia bahkan menunjukkan bukti yang diklaim sebagai surat pencekalan dari pemerintah Indonesia.
Ternyata, semua itu keliru adanya. Karena ternyata, pemerintah Saudi Arabia sudah berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia, bahwa ada masalah keimigrasian dengan Rizieq, yang sudah overstay di Arab Saudi, sehingga pihak imigrasi Saudi mencekal Rizieq untuk keluar dari negara tersebut.
Berdasarkan fakta itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan pemerintah Indonesia tak pernah mencekal Rizieq. Apalagi Rizieq sudah 1,5 tahun di Arab Saudi, sementara aturan pencekalan Indonesia hanya 6 (enam) bulan.
“Katanya itu sudah satu setengah tahun, berarti masalahnya bukan di pemerintah Indonesia. Masalahnya di pemerintah Arab Saudi, silakan urusannya ke sana (pemerintah Saudi Arabia),” kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (12/11/2019) lalu. (Foto: Dok. Istimewa)
Sumber: RRI
Comment