Tiket Mahal, Banyak Penerbangan Di Aceh Naik Pesawat dari Malaysia. Mau Sampai Kapan?

Anda sedang membaca Berita Aceh Terkini dari situs Portal Berita Aceh aksesharian.com. Semoga informasi yang disajikan di Portal Berita Aceh aksesharian.com bermanfaat untuk anda. Perlu di ketahui bahwa semua informasi terkait Berita Aceh Hari ini di Berita Aceh aksesharian.com. dirankum dari berbagai sumber. Jika ada pihak yang dirugikan atas informasi yang tersaji di web ini , Alangkah baiknya anda menghubungi admin disini.

aksesharian.com – Janji Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association akhirnya (INACA) yang menyatakan akan menurunkan tarif tiket ternyata hanya janji manis. Ketua INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara menyebutkan bahwa para perusahaan maskapai bersepakat akan menurunkan harga tiket, 13 Januari lalu.

Faktanya, harga tiket domestik sampai saat ini masih mahal sehingga dampaknya, dalam dua pekan terakhir, jumlah penumpang sepi. Sejumlah maskapai pun akhirnya membatalkan penerbangan karena sepinya penumpang. Kondisi ini semakin diperparah dengan penghapusan bagasi gratis yang membuat para penumpang kecewa, bahkan ada yang mengamuk atau meninggalkan barang bawaannya di bandara.

Penurunan jumlah penumpang di Bandara Hang Nadim, Batam, sangat signifikan sehingga sejumlah maskapai pesawat membatalkan penrbangan.  “Minggu ini sudah mulai agak berkurang, kayak Lion minggu ini 9 penerbangan, Garuda hanya 1 saja saat ini. Kenapa Lion paling banyak, karena paling banyak juga rute penerbangan dari ke Hang Nadim,” sebutnya.

Ia pun juga berkoordinasi dengan pihak Lion Air agar terus memberikan informasi yang intens kepada para pelanggan. “Apalagi soal penerapan bagasi berbayar ini, masih banyak penumpang yang tidak tahu,” sebutnya.  Sejumlah penumpang terlihat di bandara Hang Nadim Batam, Rabu (23/1/2019). 3 maskapai membatalkan penerbangan karena penumpang sepi.

Kendati demikian, jumlah penumpang sudah terlihat naik bila dibandingkan bulan lalu meskipun masih jauh dari normal, di atas 7.000 penumpang per hari. “Saat ini jumlah penumpang sedikit naik, rata rata saat ini 6300-san penumpang, minggu lalu sekitar 5.800 penumpang,” sebutnya.

Transit ke Kuala Lumpur

Sementara itu, masyarakat Provinsi Aceh nagroe Darussalam, saat ini lebih memilih naik maskapai Malaysia, Air Asia, karena biayanya jauh lebih murah dibandingkan maskapai dalam negeri. Awal Januari lalu, warga Aceh ramai-ramai membuat paspor jika ingin ke kota lain, seperti Jakarta dan Surabaya.

Mereka memilih naik Air Asia yang transit di Kuala Lumpur karena harga tiketnya jauh lebih murah. Hingga saat ini, penerbangan transit melalui Kuala Lumpur masih menjadi piluhan bagi masyarakat karena harga tiket domestik maskapai dalam negeri belum juga turun.

Pengamatan Tribunnews di portal online Tiket.com pukul 17.30 WIB, untuk Jumat (8/2/2019) besok, penerbangan Aceh-Jakarta paling murah Rp 2.031.000, transit di Bandara Kuala Namu Medan. Jika memilih terbang langsung dari Aceh-Jakarta, harga tiket paling murah Rp 2.254.300.

Sementara, jika dibandingkan harga tiket melalui Kuala Lumpur, tarif Aceh-Kuala Lumpur hanya Rp 545 ribu dan Kuala Lumpur-Jakarta Rp 551.100 sehingga totalnya hanya Rp 1,1 juta. Itu artinya, penerbangan transit di Kuala Lumpur bisa menghemat Rp 900 ribu hingga Rp 1,1 juta.

Anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi memposting status sindiran tajam tentang fenomena baru yang terjadi di Aceh, sebagai dampak mahalnya harga tiket penerbangan domestik. “Orang Aceh ke Jakarta pakai paspor, semoga orang Jakarta yg mau ke Aceh juga pakai paspor. Jelas sudah posisi kita,” tulis Wakil Ketua Komisi IV DPRA ini.

Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) adalah salah satu warga yang ikut membuat paspor baru bagi anak-anaknya. “Saya harus bikin paspor untuk empat orang, tiga anak dan seorang kerabat, padahal saya ingin pergi ke Malang yang masih dalam wilayah Indonesia,” kata Safaruddin kepada Serambinews.com.

Berdasarkan hasil pengecekan di situs penjualan tiket, kata Safaruddin, jika menempuh penerbangan domestik, perlu Rp 4 juta lebih per orang untuk penerbangan Banda Aceh-Jakarta-Malang. Jadi, untuk enam orang, Safaruddin harus mengeluarkan uang sebesar Rp 24 juta.

Sementara melalui jalur Banda Aceh-Kuala Lumpur-Surabaya dengan maskapai Air Asia, harga tiketnya adalah Rp 950.000 per orang sehingga total jenderal untuk enam orang hanya Rp 5.700.000. “Saya bisa menghemat hampir Rp 20 juta. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 dan ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar Rp 18 juta,” katanya.

Safaruddin pun mengimbau masyarakat Aceh yang ingin ke Jakarta atau daerah-daerah lain di Pulau Jawa agar memilih jalur Kuala Lumpur. “Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana,” ujar Safaruddin.

Wartawan/ Penulis: Alfian Zainal

Sumber: http://bit.ly/2MTUOMn

Jika ada pertanyaan, kritik, dan saran yang ingin di sampaikan silahkan tulis di kotak komentar pada kolom komentar yang tersedia. Perlu diingat 1 kali share anda ke media sosial seperti facebook, twitter dan lainnya berarti anda telah mengambil peran dan ikut dalam perubahan Aceh ke arah lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *