Kabul-Taliban mengatakan pada hari Selasa (17/8/2021) bahwa mereka menginginkan hubungan damai dengan negara-negara lain dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, saat menggelar jumpa pers resmi pertama sejak merebut Kabul.
Pengumuman Taliban, dengan perincian singkat yang menunjukkan garis lebih lunak daripada pemerintahan 20 tahun lalu, keluar saat Amerika Serikat dan sekutu Barat kembali mengevakuasi diplomat dan warga sipil sehari setelah kekacauan di bandara Kabul saat warga Afghanistan memadati landasan pacu.
“Kami tidak menginginkan musuh internal atau eksternal,” kata juru bicara utama gerakan itu, Zabihullah Mujahid, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (18/8/2021).
Perempuan akan diizinkan untuk bekerja dan belajar dan “akan sangat aktif dalam masyarakat tetapi dalam kerangka Islam,” tambahnya.
Sementara, Uni Eropa menegaskan mereka hanya akan bekerja sama dengan Taliban jika kelompok tersebut menghormati hak-hak fundamental, termasuk hak-hak perempuan, dan mencegah wilayah Afghanistan digunakan oleh teroris, kata kepala kebijakan luar negeri blok itu, Selasa.
Josep Borrell menguraikan sikap Uni Eropa dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan darurat para menteri luar negeri Uni Eropa untuk membahas direbutnya ibukota Afghanistan Kabul oleh Taliban.
“Saya belum mengatakan bahwa kami akan mengakui Taliban,” kata Borrell pada konferensi pers. “Saya baru saja mengatakan bahwa kita harus berbicara dengan mereka untuk segalanya, bahkan untuk mencoba melindungi wanita dan anak perempuan. Bahkan untuk itu, Anda harus berhubungan dengan mereka.”
Borrell mengatakan prioritas UE adalah mengevakuasi staf UE dan pembantu Afghanistan dari Kabul. Dia menyebutkan jumlah penduduk setempat yang telah bekerja untuk UE hampir 400 orang, termasuk keluarga mereka.
Bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan harus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan, tetapi bantuan hanya akan diberikan kepada pemerintah Afghanistan jika persyaratannya terpenuhi, kata Borrell.
Comment