Jakarta: Korban tewas akibat gempa yang mengguncang Turki hingga Suriah terus bertambah. Sebanyak 1.824 orang kini dilaporkan tewas usai gempa dahsyat kedua mengguncang Turki.
Dilansir Aljazeera, Senin (6/2/2023), Badan Nasional Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) menyebutkan jumlah korban tewas di negaranya mencapai 1.014 orang. Sementara korban luka-luka tembus 7.003 orang.
Masih menurut laporan yang sama, total korban tewas di Suriah mencapai 430 orang. Kebanyakan korban meninggal dunia berasal dari wilayah di Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.
Media pemerintah Suriah SANA melaporkan jumlah korban luka-luka mencapai 1.284 orang. Tim penyelamat Suriah juga melaporkan sekitar 380 orang dilaporkan tewas di wilayah Suriah yang dikuasai oposisi pemerintah di timur laut negara tersebut.
Korban tewas diperkirakan akan meningkat. Selain itu, gempa susulan juga diprediksi dapat berlanjut selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Institut geologi Denmark mengatakan getaran itu terasa hingga Greenland.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan di Twitter bahwa “tim pencarian dan penyelamatan segera dikirim” ke daerah yang dilanda gempa. Pemerintah setempat masih melakukan pencarian korban gempa yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Tim penyelamat bekerja menyusuri puing-puing infrastruktur yang ambruk untuk mencari korban selamat. Di sisi lain, pelabuhan Iskenderun di Turki selatan dan beberapa landasan pacu bandara telah rusak.
Sebelumnya, gempa dahsyat mengguncang wilayah Turki. Gempa dahsyat yang berkekuatan M 7,8 pertama kali mengguncang wilayah Turki pada Senin (6/2/2022) dini hari.
Siang harinya, gempa dahsyat kedua dengan kekuatan M 7,5 kembali mengguncang. Gempa susulan itu terjadi sekitar pukul 13.24 waktu setempat.
Laporan AFAP menyebut gempa itu tergolong dangkal. Dengan pusat gempa terletak di lokasi berjarak empat kilometer sebelah selatan-tenggara kota Ekinozu.
Menurut Pusat Seismologi Eropa-Mediterania, getaran gempa di Turki itu juga dirasakan di beberapa negara lainnya. Seperti Siprus, Suriah, Lebanon, Yunani, Yordania, Irak dan hingga di negara sejauh Rumania, Georgia, hingga Mesir.
Turki mendeklarasikan keadaan darurat negara di provinsi-provinsi yang terdampak. Pemerintah meminta warga untuk tidak menggunakan telepon seluler sehingga tim-tim penyelamat dapat berkoordinasi.
Comment