Suka Makmue – Puluhan warga yang didominasi kaum ibu, warga Dusun Gelanggang Merak, Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, melakukan aksi protes dengan menghentikan proyek pembangunan PLTU 3-4 milik PLN.
Akibatnya, proyek yang dikerjakan oleh kontraktor asing dari Tiongkok tersebut terhenti total, setelah warga ikut memasang pagar yang terbuat dari pagar besi dan membentangkan spanduk berisi protes.
Sejumlah petugas kepolisian dari Polres Nagan Raya turut berada di lokasi kejadian, guna melakukan pengamanan.
Dampak dari aksi penutupan tersebut menyebabkan satu unit mobil yang diduga milik operasional kontraktor, ikut tertahan di dalam lokasi setelah akses jalan menuju ke lokasi proyek dipagari warga.
“Kami terpaksa melakukan aksi ini karena selama ini pemerintah abai terhadap hak warga, upaya ganti rugi yang selama ini kami tuntut tidak pernah direalisasikan. Hanya janji saja,” kata Teuku Fakhruddin, salah satu warga peserta aksi kepada Antara, Selasa siang.
Masyarakat berharap janji ganti rugi lahan yang selama ini mereka tagih terhadap 65 kepala keluarga di desa setempat, harus segera dilakukan.
Pasalnya warga mengaku tidak tahan lagi karena setiap hari harus menghirup debu yang berasal dari penumpukan hasil tambang berupa batu bara.
Warga berjanji akan terus bertahan di lokasi pintu masuk proyek, sehingga tuntutan mereka dipenuhi oleh pemerintah. Mereka juga berjanji siap dengan konsekuensi apa pun asalkan hak mereka untuk mendapatkan ganti rugi, segera dipenuhi.
Fakhruddin juga mengaku proyek pembangunam PLTU 3-4 Nagan Raya selama ini tidak pernah disosialisasikan kepada warga sekitar, sehingga saat proyek tersebut dikerjakan menimbulkan protes dari masyarakat setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, Samsul Bahri yang ditanyai Antara mengaku aksi puluhan warganya sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan pelaksana proyek, karena sampai saat ini warga belum mendapatkan ganti rugi lahan.
“Kami sudah berulang kali menyampaikan kepada warga agar bersabar, akan tetapi warga akhirnya marah dan melakukan aksi demo dan memblokir jalan,” katanya.
Pihaknya berharap persoalan ini dapat segera diatasi oleh pemerintah dan pihak terkait, sehingga hak warga dapat terpenuhi dan proyek listrik nasional dapat berjalan lancar tanpa adanya protes dari masyarakat khususnya pemilik lahan.
Hingga berita ini ditulis, sebagian warga masih bertahan di lokasi aksi.
Sumber: ANTARA ACEH
Comment