by

Habiskan Dana Rp 24,7 Miliar, Pendop Bupati Abdya Jadi Lapak Maksiat

Anda sedang membaca Berita Aceh Terkini dari situs Portal Berita Aceh aksesharian.com. Semoga informasi yang disajikan di Portal Berita Aceh aksesharian.com bermanfaat untuk anda. Perlu di ketahui bahwa semua informasi terkait Berita Aceh Hari ini di Berita Aceh aksesharian.com. dirankum dari berbagai sumber. Jika ada pihak yang dirugikan atas informasi yang tersaji di web ini , Alangkah baiknya anda menghubungi admin disini.

aksesharian.com –  Pembangunan baru Pendapa Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) berlokasi dekat aliran Sungai (Krueng) Beukah, Gampong Tarok, Kecamatan Blangpidie, menyerap anggaran Rp 24,7 miliar dari APBK 2015-2016. Gedung megah tersebut diresmikan Bupati Jufri Hasanuddin pada awal Juli 2017 dengan kondisi fisik belum rampung 100 persen sebagaimana rencana awal.

Akses jalan dari dan ke lokasi sepanjang sekitar 900 meter juga belum layak pakai. Bangunan yang dibangun bak istana raja itu belum dimanfaatkan hingga memasuki Februari 2019 ini. Kendati kondisi fisik belum rampung 100 persen, bangunan mentereng itu seharusnya sudah bisa ditempati sebagai sarana perkantoran.

Setelah dibiarkan terlantar begitu saja selama satu tahun lebih, bangunan megah tersebut akhirnya disalahgunakan pihak tidak bertanggungjawab. “Bangunan ini diduga sering digunakan sebagai tempat perbuatan maksiat,” kata salah seorang warga yang ditemui Serambinews.com di sekitar lokasi, Kamis (7/2/2019).

Dugaan ini karena di dalam beberapa kamar ukuran luas itu ditemukan beberapa pakaian dalam wanita. “Pernah dibersihkan, tapi benda kepunyaan wanita itu ditemukan lagi,” kata warga yang sangat prihatin tersebut. Pasangan pelaku maksiat, menurut keterangan masuk ke dalam bangunan pendapa pada sore atau menjelang malam melalui daun jendela kaca.

Kaca jendela memang mudah dibuka paksa karena tidak dilengkapi besi pengaman. Ruang kamar meuligoe tersebut juga diduga keras digunakan pihak tertentu sebagai tempat memakai narkoba. Ruangan kamar pendapa baru itu sering disalahgunakan fungsinya karena di atas permukaan lantai dari bahan batu granit tampak berserakan bungkusan dan sisa makanan ringan dan puntung rokok.

Kabarnya, Wakil Bupati Abdya, Muslizar MT pernah menemukan benda-benda yang semakin menguatkan dugaan bahwa ruangan pendapa baru itu sering digunakan sebagai lapak maksiat. Pascapeninjauan lokasi Juli tahun lalu, Wabup Abdya, Muslizar MT pernah menggunakan pendapa baru itu sebagai lokasi rapat dengan 152 kepala keuchik untuk mencari masukan tentang pengelolaan anggaran desa 2018.

Setelah itu, bangunan megah tersebut kembali terlantar, tidak terurus. Hewan ternak, seperti kerbau, sapi dan kambing bebas naik ke atas teras, kemudian meninggalkan kotoran berserakan di atas permukaan lantai. Bangunan baru Pendapa Bupati Abdya (rumah dinas kepala daerah) dibangun di atas tanah seluas 4 hektare dengan luas bangunannya mencapai 4.425 M2.

Berdasarkan kontrak, pembangunan gedung itu dikerjakan sejak tanggal 18 Juni 2015 sampai dengan 18 Desember 2016. Bangunan megah ini diresmikan Bupati Jufri Hasanuddin pada 6 Juli 2017 lalu atau sekitar satu sebelum mengakiri masa jabatan.

Sebelum dilantik sebagai Bupati Abdya Periode 2017-2022, Akmal Ibrahim pernah meninjau bangunan pendapa yang dibangun bak istana raja oleh pemerintah sebelumnya. Akmal ke lokasi pada 21 Juli 2017 bersama belasan Anggota DPRK Abdya dan sempat ngopi bersama di teras pendopo baru itu.

Setelah melihat bangunan pendapa yang begitu besar, Akmal Ibrahim mengaku risih sehingga kurang nyaman menjadikan gedung mewah itu sebagai pendapa bupati. Akmal bersama belasan Anggota Dewan akhirnya sepakat gedung pendapa tersebut digunakan sebagai sarana perkantoran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) tertentu.

Namaun lagi-lagi rencana tersebut belum terlaksana hingga sekarang. Dampak dari dibiarkan terlantar dan tidak ada penjaga di lokasi mengakibatkan bangunan pendapa baru Bupati Abdya mengalami kerusakan. Pantauan Serambinews.com, Kamis siang, didampingi beberapa warga, tampak kondisi bangunan megah tersebut sangat menyedihkan.

Sejumlah daun jendela kaca terbuka dan pecah. Plafon bocor sejumlah titik setelah atap mengalami kebocoran. Kunci dan gagang pintu depan dan sebagian besar pintu kamar lainnya yang bernilai ratusan ribu sudah hilang. Walfafer atau penghias dinding kamar juga terbuka di sejumlah tempat akibat terkena rembesan air dari plafon yang bocor. Bola listrik dalam jumlah besar juga tidak ada lagi pada tempatnya.

Bangunan pendapa yang begitu megah juga belum ada sumber air bersih, kecuali jaringan pipa yang sudah dipasang di sejumlah kamar. Tapi, bola listrik yang hilang sudah dipasang baru, karena menurut keterangan pendapa baru tersebut segera ditempati sebagai kantor salah satu SKPK jajaran Pemkab Abdya.

Wartawan/ Penulis: Zainun Yusuf

Sumber: http://bit.ly/2BmsqxK

Jika ada pertanyaan, kritik, dan saran yang ingin di sampaikan silahkan tulis di kotak komentar pada kolom komentar yang tersedia. Perlu diingat 1 kali share anda ke media sosial seperti facebook, twitter dan lainnya berarti anda telah mengambil peran dan ikut dalam perubahan Aceh ke arah lebih baik.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed